Teori-teori Utama Pembangunan Ekonomi: Lima Pendekatan
1.Teori Tahapan Linier (linear-stages-of-growth models);
2.Model Perubahan Struktural (the structural change theories and patterns);
3Revolusi Ketergantungan Internasional (internationaldependence revolution);
4.Kontrarevolusi Pasar Bebas Neoklasik (neoclassical free-market counterrevolution);
5.Teori Pertumbuhan yang Baru (new or endogenous theory of economic growth)theory of economic .
Dekade 1950-an dan 1960-an
nPara teorisi cenderung memandang proses pembangunan sebagai serangkaian tahapan pertumbuhan ekonomi yang berurutan yang pasti akan dialami oleh setiap negara yang menjalankan pembangunan.
Pandangan ini merupakan suatu bentuk teori ekonomi yang menyoroti pembangunan sebagai paduan dan kuantitas tabungan nasional, penanaman modal, dan bantuan asing dalam jumlah yang tepat .
nKesemuanya itu harus sedapat mungkin diupayakan serta diadakan oleh negara-negara Dunia Ketiga agar mereka juga dapat menapaki jalur-jalur pertumbuhan ekonomi modern yang menurut sejarahnya telah dilalui dengan sukses oleh negara-negara yang sekarang maju.
nDengan demikian, pembangunan itu diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi agregat secara cepat
Dekade 1970-an
Pendekatan tahapan-linier tergusur oleh dua aliran pemikiran ekonomi, yang sesungguhnya lebih berbau ideologis daripada akademis.
nAliran pemikiran yang pertama menitikberatkan pada teori dan pola perubahan.
nAliran pemikiran yang keduaadalah revolusi ketergantungan internasional.
Aliran Pemikiran yang Pertama
nmenggunakan teori-teori ekonomi modern dan analisis statistik guna melukiskan proses struktural
internal yang harus dialami oleh negara-negara berkembang agar mampu dan berhasil menciptakan
serta sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonominya yang cepat.
Aliran Pemikiran yang Kedua
nBersifat radikal dan lebih berorientasi politik.
Memandang keterbelakangan negara-negara berkembang sebagai akibat pola hubungan
kekuasaan internasional yang tidak adil.
nPerhatian utama teori ini ditujukan pada pentingnya menyusun kebijakan baru untuk menghapuskan
kemiskinan secara total, menyediakan kesempatan kerja yang lebih bervariasi, dan mengurangi
ketimpangan distribusi pendapatan.
nTeori ini cenderung menyangsikan bahwasanya pertumbuhan ekonomi akan dapat diraih melalui
cara-cara yang dianjurkan secara gencar oleh model-model pertumbuhan bertahap linier maupun teori
teori perubahan struktural.
Dekade 1980-an
nKontrarevolusi neoklasik (seringkali disebut neoliberal)
nmenekankan pada peranan menguntungkan yang dimainkan oleh pasar-pasar bebas, perekonomian
terbuka, dan swastanisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau negara yang kebanyakan
memang tidak efisien dan boros.
nMenurut teori ini, kegagalan pembangunan tidak disebabkan oleh kekuatan-kekuatan eksternal
maupun internal sebagaimana diyakini oleh para tokoh teorisi ketergantungan, melainkan diakibatkan
oleh terlalu banyaknya campur tangan dan regulasi pemerintah dalam kehidupan perekonomian nasional.
Akhir 1980-an dan Awal 1990-an
nTeori baru pertumbuhan ekonomi.
nTeori ini mencoba memodifikasikan dan mengembangkan teori pertumbuhan tradisional
sedemikian rupa sehingga ia dapat menjelaskan mengapa ada sebagian negara yang mampu
berkembang begitu cepat sedangkan yang lain begitu sulit atau bahkan mengalami stagnasi (kemacetan).
nTeori baru ini juga bermaksud menjelaskan mengapa meskipun konsep-konsep neoklasik seperti pasar
bebas dan otonomi sektor swasta begitu gencar didengungkan, tetapi peranan pemerintah dalam
keseluruhan proses pembangunan masih tetap sangat besar.
Teori Tahapan Linier
Tahap-tahap Pertumbuhan Rostow.
Model Pertumbuhan Harrod-Domar.
Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada:
Beberapa Kritik Terhadap Model Pembangunan Bertahap.
Rostow: Stages-of-growth-models of development
(Model-model pembangunan pertumbuhan bertahap)
Menurut Rostow, dalam proses pembangunannya, suatu negara akan melalui beberapa tahapan yang
utama sebagai berikut:
tahapan tradisional, dengan pendapatan per kapita yang rendah dan kegiatan ekonomi yang stagnan;
2.tahapan transisional, di mana tahap prakondisi bagi pertumbuhan dipersiapkan;
3.tahapan lepas landas (ini merupakan permulaan bagi adanya prosespertumbuhan ekonomisecaraadanya proses pertumbuhan ekonomi
berkesinambungan);
4.tahapan awal menuju ke kematangan ekonomi; serta
5.tahapan produksi dan konsumsi massal yang bersifat industri (inilah tahapan pembangunan atau development stage).
Harrod-Domar growth model
(Model pertumbuhan Harrod-Domar)
nSebuah persamaan yang menunjukkan hubungan fungsional secara ekonomis antara berbagai variable pokok ekonomi.
nPada intinya model ini menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan GDP (g) secara langsung tergantung
pada tingkat tabungan nasional(s) dan sebaliknya akan menentukanrasio modal-output(k) sehingga
persamaannya adalah g = s/k.
nPersamaan tersebut mengambil nama dari dua orang ekonom terkemuka, yakni Sir Roy Harrod dari Inggris
dan E. V. Domar dari Amerika Serikat.
Syarat-syarat yang Diperlukan dan yang Harus Ada: Beberapa Kritik Terhadap Model
Pembangunan Bertahap
nGagasan dasar tentang pembangunan yang terkandung dalam teori-teori pertumbuhan bertahap
tersebut di atas tidak selalu berlaku.
nAlasan utama tidak berlakunya teori tersebut bukan karena tabungan dan investasi tidak lagi merupakan
syarat penting (necessary condition) bagi pemacuan pertumbuhan ekonomi,
nakan tetapi karena dalam kenyataannya telah terbukti bahwa pengadaan tabungan dan investasi itu saja
belumlah syarat cukup (sufficient condition) untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Necessary Condition(Syarat Perlu)
nSyarat yang diperlukan demi terjadinya suatu peristiwa meskipun mungkin jika syarat itu tidak
disertai oleh yang lain, maka peristiwa tersebut bisa tidak terjadi.
nSebagai contoh, pembentukan modal (capital)merupakan syarat perlu guna menunjang
pertumbuhan ekonomi(sebelum pertumbuhan output terjadi, harus ada alatnya dahulu untuk
menghasilkan output tersebut).
nAkan tetapi, agar pertumbuhan tersebut bisa berlangsung secara berkesinambungan, maka
harus ada pula perubahan sosial kelembagaan dansikap yang bersifat menunjang.
Sufficient Condition (Syarat Cukup)
nSuatu kondisi atau syarat yang harus dipenuhi guna memungkinkan sesuatu hal bisa terjadi.
nSebagai contoh, menjadi mahasiswa dari sebuah universitas tertentu merupakan syarat cukup untuk
menerima pinjaman dana dari Program Kredit Mahasiswa.
nModel pembangunan Rostow dan Harrod-Domar secara implisit ternyata mengasumsikan adanya
sikap-sikap dan pengaturan yang sama di negara-negara terbelakang.
nAkan tetapi, asumsi itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di negara-negara Dunia Ketiga.
Negara negara tersebut masih sangat kekurangan faktor-faktor komplementer yang paling penting
seperti halnya kecakapan manajerial, tenaga kerja yang terlatih, kemampuan perencanaan dan
pengelolaan berbagai proyek pembangunan, dsb.
Teori teori pertumbuhan bertahap boleh dikatakan telah gagal total dalam memperhitungkan pelbagai
kenyataan penting lainnya.
nNegara-negara Dunia Ketiga sekarang ini merupakan bagian integral dari suatu sistem internasional yang
sedemikian rumit dan integratif, sehingga strategi-strategi pembangunan yang paling hebat dan
terencana secara matang sekalipun dapat dimentahkan begitu saja oleh kekuatan-kekuatan
asing yang keberadaan dan sepak-terjangnya sama sekali di luar kendali negara-negara yang bersangkutan.
nMaka muncullah pendekatan yang lebih baru dan radikal yang mencoba mengkombinasikan faktor-
faktor ekonomi dan institusional ke dalam suatu model sistem baru mengenai kemajuan dan
keterbelakangan internasional. nPendekatan itu selanjutnya disebut sebagai paradigma ketergantungan internasional.
2. Model Perubahan Struktural
nMekanisme yang memungkinkan negara-negara terbelakang
untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri
mereka dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional
ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke
kehidupan perkotaan, dan lebih bervariasi, serta memiliki sektor
i d t i
f ktd
ktjj
t
hindustri manufaktur dan sektor jasa-jasa yang tanggu .
nModel perubahan struktural tersebut dalam analisisnya
menggunakan perangkat-perangkat neoklasik berupa konsep-
konsep harga dan alokasi sumber daya serta metode metode
ekonometri untuk menjelaskan terjadinya proses transformasi.
nAliran pendekatan perubahan struktural ini didukung oleh
ekonom-ekonom yang sangat terkemuka seperti W. Arthur
Lewis yang termasyur dengan model teoretisnya tentang
"surplus tenaga kerja dua sektor" (two sector surplus labor) dan
Hollis B. Chenery yang sangat terkenal dengan analisis
i i
t t
" l
l
b
" (tt
f
empirisnya tentang "pola-pola pembangunan" (patterns o
development).
www.dadangsolihin.com
17
d l
b h
S
k
l
nTeori Pembangunan Lewis:
Transformasi struktural (structural transformation)
– Model dua-sektor Lewis (Lewis two-sector model)
nPerubahan Struktural dan Pola-pola Pembangunan.
nKesimpulan-kesimpulan dan Implikasinya.
www.dadangsolihin.com
18
Structural Transformation
(Transformasi Struktural)
nProses pengubahan struktur industri dari suatu
perekonomian agar kontribusi sektor manufaktur
terhadap pendapatan nasional (national income)
lebih tinggi daripada sektor pertanian.
nDapat juga diartikan sebagai perubahan komposisi
industri dalam perekonomian.
nMisalnya:primary sector, secondary sector, dan
tertiary industrial sector.
www.dadangsolihin.com
19
Lewis Two-Sector Mmodel
(Model dua-sektor Lewis)
Teori pembangunan yang menyatakan bahwa jika
surplus tenaga kerja (surplus labor)dari sektor
pertanian tradisional bisa dialihkan ke sektor industri
modern yang daya serap tenaga kerjanya semakin
tinggi, maka hal itu akan mempromosikan
industrialisasi dan dengan sendirinya akan memacu
adanya pembangunan secara berkesinambungan.
www.dadangsolihin.com
20
3 Revolusi Ketergantungan Internasional
(international dependence revolution)
nModel Ketergantungan Neokolonial.
M d l P
di
P l
n
nTesis Pembangunan Dualistik.
www.dadangsolihin.com
21
Model Ketergantungan Neokolonial
(Neocolonial dependence model)
Suatu model yang dalil utamanya menyatakan bahwa
terjadi dan berlarut-larutnya keterbelakangandi
negara-negara Dunia Ketigadisebabkan oleh aneka
kebijakan ekonomi sosial politik dan bahkan
budaya eksploitatif yang dimainkan oleh negara-
negara maju terhadap negara-negara berkembang,
hi
tid k b h
k tik
k
memperlakukan wilayah jajahannya di masa
sebelumnya.
www.dadangsolihin.com
22
Model Paradigma Palsu
(False-paradigm model of underemployment)
nBahwa negara-negara Dunia Ketiga telah gagal
mencapai kemajuan yang cukup berarti karena
strategi pembangunan mereka (biasanya disarankan
oleh pakar ekonomi Barat) didasarkan pada model-
d l
b
"
k li "
j ltid kmodel pembangunan "yang keliru" yang jelas tida
cocok dengan kebutuhan mereka yang mendasar.
nModel pembangunan yang selama ini telah mereka
terapkan terlalu menekankan pada akumulasi kapital
(capital accumulation)tanpa memberi perhatian
k
d
l
t k
d ksecukupnya pada perlunya untuk mengada an
perubahan-perubahan sosial dan kelembagaan.
www.dadangsolihin.com
23
Tesis Pembangunan Dualistik
nPandangan ini melihat dunia terbagi ke dalam dua
kelompok besar yakni negara-negara kaya dan
miskin.
nDi negara-negara kaya memang masih ada sebagian
penduduknya yang miskin dan sebaliknya di negara-
negara miskin pun ada segelintir penduduknya yang
makmur sejahtera.
nDualisme (dualism) adalah sebuah konsep yang
dibahas secara luas dalam ilmu ekonomi
pembangunan.g
nKonsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah
yang kian lama terus melebar antara negara-negara
kaya dan miskin serta di antara orang-orang kaya
dan miskin pada berbagai tingkatan di setiap negara.
www.dadangsolihin.com
24
Pada dasarnya, konsep dualisme ini terdiri dari empat
elemen kunci sebagai berikut:
1. Di setiap tempat dan konteks, selalu saja ada
sejumlah elemen "superior" dan sekaligus elemen
"inferior"inferior .
2. Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang
bersifat sementara atau transisional, melainkan.
sesuatu yang bersifat baku, permanen atau kronis.
3. Kadar superioritas serta inferioritas dari masing-
masing elemen tersebut bukan hanya tidak
menunjukkan tanda-tanda akan berkurang,
melainkan bahkan cenderung meningkat.
4 Hubungan saling keterkaitan antara elemen elemen
yang superior dengan elemen-elemen lainnya yang
inferior tersebut terbentuk dan berlangsung
sedemikian rupa sehingga keberadaan elemen-
elemen superior sangat sedikit atau sama sekali
tidak membawa manfaat untuk meningkatkan
ked d kan elemen elemen ang inferior
www.dadangsolihin.com
25
kedudukan elemen-elemen yang inferior.
Dengan demikian apa yang disebut sebagai prinsipn
"penetesan kemakmuran ke bawah" (trickle down
effect) itu sesungguhnya sulit diterima.
nBahkan di dalam kenyataannya, elemen-elemen
superior tersebut justru tidak jarang memanfaatkan,
memanipulasi mengekploitasi ataupun menggencet
elemen-elemen yang inferior.
nJadi, yang mereka kembangkan justru
keterbelakangannya.
www.dadangsolihin.com
26
4 Kontrarevolusi Pasar Bebas Neoklasik
(neoclassical free-market counterrevolution);
nTantangan bagi Pendekatan Statis
– Pasar Bebas
– Pilihan Rasional
– Ramah Terhadap Pasar
nTeori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional
(‘lama’)
www.dadangsolihin.com
27
b
nKondisi keterbelakangan negara-negara berkembang
bersumber dari buruknya keseluruhan alokasi
sumber daya yang selama ini bertumpu pada
kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang tidak
tepat dan adanya campur tangan pemerintah yang
berlebihan.
www.dadangsolihin.com
28
nOleh karena itu, dengan membiarkan pasar bebas
(free markets) hadir dan beroperasi secara penuh, ()pp
pelaksanaan swastanisasi perusahaan milik
pemerintah, promosi perdagangan bebas dan
pengembangan ekspor, menarik para investasi asing gp ,p
(misalnya, investor dari negara-negara maju), serta
pembatasan regulasi dan distorsi harga pada pasar
input, pasar output maupun pasar keuangan, maka,
efisiensi serta pertumbuhan ekonomi akan terpacu
secara lebih optimal.
www.dadangsolihin.com
29
ilih
i
l
nBahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam
urusan-urusan ekonomi selalu salah, sehingga setiap ,gg
bentuk intervensi pemerintah harus dijauhi.
nPandangan pedas ini bertolak dari asumsi dasar
yang meyakini bahwa sikap tindakan dan keputusan
para politisi, birokrat, warga negara biasa, apalagi
pejabat pemerintah, senantiasa bertolak dari
kepentingan-kepentingan mereka sendiri tidak peduli
apa konsekuensinya terhadap pihak lain.
www.dadangsolihin.com
30
h
h d
nPendekatan ini mengakui adanya berbagai
kelemahan atau ketidaksempurnaan pasar baik itu
pasar produk maupun pasar faktor, di negara-negara
Dunia Ketiga, dan bahwa pemerintah memang perlu
j l k
ktif d l
k
imenjalankan peran aktif dalam perekonom an,
khususnya untuk mengoreksi pelbagai
ketidaksempurnaan pasar itu.
nYang ditekankan oleh pendekatan ini adalah,
intervensi pemerintah itu haruslah bersifat
"
l ktif" t
h t h d
(di
ik"nonselektif" atau ramah terhadap (disesuaikan
dengan) mekanisme pasar.
www.dadangsolihin.com
31
Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional (‘lama’)
Traditional (Old) neoclassical growth theory
nModel pertumbuhan Robert Solow yang menyatakan
bahwasanya ekuilibrium pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang itu sama dengan nol, dan
pendapatan per kapita dari semua negara cenderung
t
j di
bmerasa atau menjadi sama esarnya.
nTeori ini sendiri bertolak dari konsep persaingan
sempurna (perfect competition)dan prinsipskala
hasil (returns to scale)yang konstan.
www.dadangsolihin.com
32
5 Teori Pertumbuhan yang Baru (new or
endogenous theory of economic growth).
Merupakan pengembangan dan modifikasi dari teori
pertumbuhan tradisional (traditional growth theory)yang
khusus dirancang untuk menjelaskan alasan mengapa
ekuilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka
j
bi
itif db
i i di k l
negara, dan mengapa pula arus modal justru
cenderung mengalir dari negara-negara miskin ke gggg
negara-negara maju yang tentunya lebih kaya,
meskipun rasio modal-tenaga kerja (capital-labor ratio)
di negara negara miskin tersebut masih rendah
www.dadangsolihin.com
33
Terima Kasih
www.dadangsolihin.com
34
Dadang holds a MA degree (Economics), University of
Dadang Solihin’s Profile
y
Colorado, USA. His previous post is Head, Center for Research
Data and Information at DPD Secretariat General as well as
Deputy Director for Information of Spatial Planning and Land
Use Management at Indonesian National Development
Planning Agency (Bappenas).
Beside working as Assistant Professor at Graduate School of Asia-
Pacific Studies, Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as
Associate Professor at University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
He got various training around the globe, included Advanced International
Training Programme of Information Technology Management, at Karlstad
City, Sweden (2005); the Training Seminar on Land Use and Management,
Taiwan (2004); Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala
Lumpur Malaysia (2003); Applied Policy Development Training Vancouver,
Canada (2002); Local Government Administration Training Course,
Hiroshima, Japan (2001); and Regional Development and Planning Training
Course, Sapporo, Japan (1999). He published more than five books ,pp,p()p
regarding local autonomous.
You can reach Dadang Solihin by email at dadangsol@yahoo.comor by
his mobile at +62812 932 2202
www.dadangsolihin.com
35
Blog Archive
-
▼
2009
(17)
-
▼
Juni
(17)
- Teori-teori Utama Pembangunan Ekonomi: Lima Pendek...
- Tujuan Pembangunan Milenium
- TEORI KETERGANTUNGAN
- KONDISI SOSIAL INDONESIA
- TENTANG DUNIA KETIGA
- Definisi singkat pembangunan (modernisasi)
- Teori Pembangunan Dunia Ketiga
- Ekologi
- Barthes
- Derrida
- PIERRE BOURDIEU
- Bourdieu
- Fredric Jameson
- Derrida
- Foucault
- postmodern
- Reality Show Sebagai Pilihan Pemirsa
-
▼
Juni
(17)
Senin, 15 Juni 2009
Teori-teori Utama Pembangunan Ekonomi: Lima Pendekatan
Diposting oleh feminisme di 19.31
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar